Selasa, 14 November 2017

MOTIVASI DIRI (Tugas 2.2 Softskill 4IA12 SMT7)

Membangun Sifat Motivasi Diri

     Disini, saya akan menceritakan sedikit pengalaman saya dalam membangun sifat motivasi diri. Hal yang akan saya bahas disini adalah dalam bidang otomotif. Dulu saat saya masih duduk dibangku SMA saya tidak begitu antusias dengan yang namanya otomotif dan bisa dibilang saya buta dengan dunia otomotif. Sempat bahkan sering kali saat SMA saya mengalami trouble saat berkendara dan kebetulan saat itu saya masih menggunakan sepeda motor. Trouble  yang saya maksud mulai dari suara berisik pada rantai, putaran gas menjadi berat, stir goyang-goyang sendiri saat jalan lurus, dan masih banyak lagi. Nah, apabila saya mengalami trouble tujuan saya pasti ke bengkel, padahal bila difikirkan kembali masalah yang saya alami tidaklah perlu kebengkel tapi seperti yang saya bilang diawal, saat itu saya memang tidak mengerti masalah otomotif sama sekali.

     Hasrat ingin mendalami dunia otomotif mulai ada saat masuk masa kuliah karena Alhamdulillah saya dibelikan motor sendiri oleh kedua orang tua saya. Dan lebihnya lagi saya bebas memilih jenis motor apa yang saya inginkan. Setelah berunding dengan kaka saya yang jauh lebih paham tentang dunia otomotif akhirnya saya menjatuhkan pilihan kepada jenis motor laki. Dari sinilah saya mulai memotivasi diri sendiri bahwasannya saya harus siap menerima, merawat dan menjaga motor tersebut. Saya tidak ingin mengandalkan bengkel apabila terjadi suatu masalah saat berkendara. Awalnya mendapatkan motor yang ada difikiran saya pertama adalah harus mendandani motor agar terlihat beda dari yang lain.

     Sembari menunggu motor turun dari dealer saya sudah mencari-cari informasi aksesoris apa yang bakal cocok untuk motor saya nanti. Dan akhirnya pun saya menjatuhkan pilihan pada sisi body motor. Saya ingin memasangkan fairing atau body depan mirip seperti brand motor Kawasaki. Namun untuk membeli fairing tersebut saya harus rela menjual akun game yang sudah saya mainkan sejak kelas 3 SMA. Singkat cerita motor saya turun dari dealer  saya pun langsung belajar mengemudikan motor tersebut bersama kaka saya karena awalnya saya hanya bisa menggunakan motor bertransmisi manual dan motor bebek. Nah motor laki ini memiliki transmisi kopling, makanya begitu motor sampai rumah saya langsung belajar mengendarinya. Tidak butuh waktu lama, 3 hari kemudian saya sudah bisa mengendarainya. H+1 stnk motor turun dari dealer saya dan kaka saya langsung membawa motor tersebut ke workshop modifikasi di daerah ciawi.

     Tentu saja yang mengendarai motor saya adalah kaka saya karena saya belum memiliki SIM jadi saya tidak berani mengendarainya dengan jarak jauh. Sesampainya ditempat modifikasi, saya langsung bertemu dengan pemilik tempat tersebut. Tidak butuh waktu lama mendiskusikan model fairing yang saya mau, akhirnya saya memilih dan langsung dikerjakan. Proses modifikasinya pun tidak lama, kurang lebih 5-6jam saja sudah rampung. Pandangan pertama saya saat selesai pemasangan fairing adalah sangat bagus dan beda. Namun sesampainya dirumah pandangan saya tersebut hancur karena proses finising fairing tersebut tidak rapih ditambah ada beberapa bekas kelalaian mekanik yang memasangkan fairing tersebut. Disini hasrat saya untuk mendalami dunia otomotif mulai menurun, terus menurun hingga akhirnya saya pun masuk kuliah.

     Sedikit cerita tentang masa awal kuliah, hari pertama kuliah saya masih belum dapat mengenal dengan jelas nama-nama teman sekelas saya. Butuh waktu cukup lama untuk bisa menghafalkan nama dan jenis karakter teman sekelas saya. Biasanya setiap pelajar/mahasiswa yang baru masuk, ada terjadi pembagian kubu dalam satu kelas meski hal ini tidak kita sadari. Singkat cerita, akhirnya saya selalu melakukan kegiatan apapun di semester 1 itu dengan 3 kawan baik saya. Salah satunya bernama kidut yang ternyata kidut adalah anggota dari suatu komunitas motor. Karena saya dan 2 kawan saya lainnya dekat dengan kidut, akhirnya kami mencoba untuk gabung ke dalam komunitas yang sama dengan kidut. Selang berjalannya waktu, kidut memiliki motor laki tipe sport, sedangkan saya motor laki tipe naked yang dimodifikasi menjadi tipe sport. Ada sedikit malu karena motor saya sedikit aneh dengan fairing, sampai akhirnya saya mengembalikan bentuk standar motor saya.

     Motor saya sudah kembali standar, namun kembali lagi seperti yang saya bilang bahwa saya ingin membuat motor terlihat beda. Akhirnya saya mulai mencari cara agar dapat mewujudkannya namun harus berfikir panjang apakah nantinya akan bagus atau tidak. Konsep demi konsep pun saya coba dan beranikan aplikasikan ke motor saya dan saya belajar memasangnya sendiri. Sampai pada akhirnya karena dulu saya sering berganti konsep, jadi barang bekas motornya banyak digudang dan tentunya ada teguran dari ayah saya. Hal ini tidak memutuskan niat saya untuk melanjutkan untuk memodifikasi motor. Sampai pada titik puncaknya, saya puas dengan hal modifikasi namun ada satu hal yang membuat saya terlupakan. Yakni segi keamanan. Puncaknya motor saya, bila difikir-fikir lagi sangat tidak aman. Bukan karena membahayakan pengendara lain, melainkan akan merepotkan sekali apabila nanti diservis dan dilakukan perawatan. Akhirnya saya belajar otodidak bagaimana cara merawat motor yang baik dan benar.

     Singkar cerita, akhirnyas saya sedikit demi sedikit dapat merawat motor dengan baik, melihat ke antusiasan saya dengan motor, ayah saya pun angkat bicara dan mengatakan bahwaa beliau dulu adalah seorang mekanik mobil. Saat itu juga saya diajarkan hal-hal dasar megenai perawatan kendaraan, troubleshoot nya dan lain-lain. Hingga saat ini, beberapa teman saya mengandalkan saya apabila terjadi masalah pada motor mereka dan saya memulai bisnis berdagang variasi motor meski tidak terlalu ditekuni karena ada kendala di dana.


     Intinya, apabila ingin memotivasi diri sendiri ialah harus benar-benar dari hati ingin melakukannya. Apabila dari hati saja sudah tidak ingin, maka akan kesulitan untuk memotivasi. Selain itu ada juga factor dari luar, misalnya dukungan dari orang terdekat seperti orang tua, kaka, teman, dan lain-lain. Dan jangan takut untuk mencoba suatu hal positif yang baru karena kita tidak pernah tau, bisa saja kegiatan baru yang positif itu nantinya akan sangat amat berguna bagi kehidupan kita dan orang sekitar kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar